Suatu ketika di depan rumah, rumah mertuaku, bersama suamiku tercinta, aku berbincang sampai malam. Di sela perbincangan cintaku dengannya, ada satu hal yang menarik yang aku ingat.
“Dompetku rusak, Sayang. Kamu mau enggak beliin?” ujarnya.
“Iya…” jawabku.
Terus terang aku mencatat dan menggarisbawahi kalimat itu di otakku. Langsung muncul berbagai ide. Bagaimana aku akan memenuhi permintaannya. Bagiku, memberi apa yang dia pinta bukan hanya sebuah pemberian, tapi juga sebuah keshalihahan. Aku selalu ingin menjadi istri sholihah. Itu profesi terindah bagiku. Bahkan sampai mati aku tidak mau pensiun dari profesi itu. Bahkan tanpa sepeser pun gaji aku terima. Bagiku, bersama suamiku, membahagiakan suamiku, menyiapkan segala keperluannya, memenuhi segala permintaannya, adalah tugas sekaligus gaji bagiku.
Namun, impianku retak. Aku merasa tak sempurna menjadi istri sholihah saat dia membeli sendiri sebuah dompet di hadapanku.
“Nah, sekarang kau tak usah membelikanku dompet lagi. Aku sudah beli sendiri, Sayang.”
“Iya…” jawabku sembari melepas helm.
Kami masuk rumah bersama. Ada yang remuk di hatiku. Tapi ia tak pernah tau. Orang rumah tak ada yang tahu. Aku menyimpannya sendiri, untukku sendiri.
“Sayang, Mas minta maaf ya,” katanya saat kami memasuki kamar.
“Kenapa?” tanyaku.
“Aku beli dompet sendiri. Itu karna aku cinta kamu, Sayang.” Jelasnya. “Aku tidak ingin merepotkanmu,” lanjutnya.
“Tidak apa-apa, Mas.” Jawabku kala itu.
Hanya, aku tak pandai menyimpan rahasia. Meskipun aku selalu berusaha menutupi karna aku tak ingin menyakitinya. Dan malam itu aku menangis tanpanya. Aku biarkan dia tertidur lebih awal. Dan kusempatkan menulis sebuah catatan kecil di selembar kertas. Karna aku tak mampu mengungkapkan lewat suara di depannya. Sebuah catatan kecil yang kuberi judul Celengan 500an.
Celengan 500an
Lihatlah di luar sana Sayang, aku percaya kau masih mampu melihat dan menangkapnya. Baju, sepatu, susu UJ, novel terbaru, tempat laundry baju, sebungkus nasi + sayur sop, semua yang bukan milikku.
Lihatlah.
Mereka semua yang nampak dan bukan milikku.
Dan yang tak nampak, yang tak terlihat,
Yang aku punya adalah sebuah celengan 500an yang aku kumpulkan dari sisa uang belanja yang kau berikan, atau dari kembalian membeli ketela rebus kesukaanmu.
Aku memasukkannya perlahan sekali, agar kau tak tersakiti atau terusik dengan bunyi ‘plethok’ koin 500an itu. Aku menyimpannya jauh dari penglihatanmu. Karna aku tidak ingin kau sedih dan kepikiran dengan tingkahku ini. (kalau kau sempat, lihatlah, masih ada di bawah kolong tempat tidur kita). Tak sedikitpun aku ingin menyakitimu, Sayang. Dengan cara apapun aku tak akan tega menyakitimu.
Bukannya aku tidak perhatian, aku ingat kamu minta itu. Aku sedang menabung, menyisihkan uangku, memilih dan menimbang, lalu memutuskan yang paling bagus, yang paling unik, yang paling special untuk Sang Raja hatiku, tapi aku nggak apa-apa. Aku lebih suka menyimpan rahasia ini, karna aku lebih suka menutupi daripada menyakiti.
Hanya saja, kau terlalu terburu-buru, Sayang. Pelan-pelan saja. Aku sedang menabung, Sayang. Dan tabungan itu selalu kusertai dengan sebaris doa untuk dapat mengabdi seumur hidupku, selamanya…
Tapi, kau sedikit menghancurkannya.
Aku bisa apa. Aku hanyalah perempuan yang ingin selalu menjadi istri sholihah.
Maka akhirnya aku hanya bisa menerima ini, dan turut senang melihatmu senang dengan dompet barumu. Semoga selamanya aku tetap istiqamah menjaga dan menjalani profesiku, profesi yang sangat kuidam-idamkan sedari muda.
16 Nopember 2011
ade’
Mengenai Saya
- azi
- Azi... menatap bumi Alloh yang indah pada 14 Oktober 1991 dari seorang Ayah (Jombang) dan Ibu(Mojokerto). Aku membiarkan jari-jemariku menari bersama pena di atas kertas-kertas putih itu. aku suka bereksperimen dengan sayur dan segala bumbu dapur, karena aku suka memasak. Menikah muda adalah impianku. Menjadi istri sholihah adalah cita-citaku, dan membahagiakan Umi' adalah harapanku. umi' adalah nafas. umi' adalah nyawa.. umi' adalah bagian dalam hidupku...
Rabu, 28 Desember 2011
Kamis, 01 Desember 2011
Mengintip Keikhlasan
Ketika Kau terjatuh dan seseorang berdiri di sampingmu untuk menolongmu, apakah Kau berharap untuk jatuh lagi?
Ketika Kau butuh teman untuk membantu menyelesaikan masalahmu, dan seorang gadis kecil datang untuk membantumu, Apakah Kau berharap dia datang lagi lain waktu tanpa membantumu? Apakah kau butuh dia saat bahagia? Pernahkah terpikir olehmu untuk terus hidup dalam "jepitan masalah"?
temukan keikhlasan... keikhlasan menerima dia dalam bentuk apapun, bukan karena kebiasaan yang dia berikan untukmu... dia ada karena dia mau, bukan karena masalahmu...
Ketika Kau butuh teman untuk membantu menyelesaikan masalahmu, dan seorang gadis kecil datang untuk membantumu, Apakah Kau berharap dia datang lagi lain waktu tanpa membantumu? Apakah kau butuh dia saat bahagia? Pernahkah terpikir olehmu untuk terus hidup dalam "jepitan masalah"?
temukan keikhlasan... keikhlasan menerima dia dalam bentuk apapun, bukan karena kebiasaan yang dia berikan untukmu... dia ada karena dia mau, bukan karena masalahmu...
Kesabaran
Kesabaran adalah benteng ketangguhan
Maka bentengilah jiwamu dengan kesabaran
Sesungguhnya kesabaran adalah gudang,
Pembuka jalan dari segala kebuntuan
Janganlah kau bersempit diri
Dalam menghadapi segala masalah
Sesungguhnya mendung ‘kan lenyap
Tanpa tiupan angina yang kau hembuskan
Terkadang jiwa goyang
Akibat badai kehidupan
Padahal setiap kesulitan adalah kemudahan
Maka janganlah engkau tertipu
Ade’
17 Maret 2007
Maka bentengilah jiwamu dengan kesabaran
Sesungguhnya kesabaran adalah gudang,
Pembuka jalan dari segala kebuntuan
Janganlah kau bersempit diri
Dalam menghadapi segala masalah
Sesungguhnya mendung ‘kan lenyap
Tanpa tiupan angina yang kau hembuskan
Terkadang jiwa goyang
Akibat badai kehidupan
Padahal setiap kesulitan adalah kemudahan
Maka janganlah engkau tertipu
Ade’
17 Maret 2007
cerpenQ
Rabu, 23 Juni 2010
“Bagaimana kalau kamu liburan ke rumah Ibumu saja?” tawar Ayah.
“Aku nggak mau. Ibu tidak sayang kita, Yah. Buktinya Ibu menikah dengan lelaki lain,” tolak Fajar.
“Tapi seorang Ibu tidak mungkin menolak anaknya. Ibumu menikah lagi karena masalah dengan Ayah, itu pilihan Ibumu…” kata Ayah.
“Nggak… Udahlah, Yah. Izinkan aku liburan ke Bali sama teman-teman,” pinta Fajar.
Ayah menarik napas panjang. Sebenarnya Ayah tidak suka kalau Fajar pergi ke Bali.
“Yah, kok nglamun sih…!” gertak Fajar. “Aku sama teman-teman kok, Yah… nggak sendirian. Semua anak perikanan ’07 juga ikut… Udah, Ayah tidak usah khawatir…”
Dengan berat hati akhirnya Ayah megizinkan. Meskipun begitu, Ayah memberikan sejumlah wejangan, “Begitu sampai, kabari Ayah. Begitu juga kalau ada apa-apa.”
* * *
“Argh…” Fajar memegangi kepalanya.
Tap…tap…tap… Suara seseorang berlari cepat meninggalkan ruangan tempat Fajar berbaring seketika melihat Fajar sadar. Tak lama kemudian muncul dua orang masuk menghampiri Fajar.
“Alhamdulillah kamu sudah siuman. Kami menemukanmu terdampar di tepi pantai di belakang rumah kami kemarin…, “ lelaki berbaju hitam seusia Ayahnya menjelaskan panjang lebar.
“Maaf Anda siapa? Dimana ini?” tanya Fajar
“Saya Made, ini anak saya, Senja…”
“Hai, Fajar…” sapa Senja sembari tersenyum lembut.
“Argh…” Fajar kembali mengerang sakit sambil memegangi kepalanya.
“Biarkan dia istirahat dulu, Ja… Mungkin dia lelah dan masih lelah dan pusing. Saya rasa kapalnya terseret ombak dan terombang-ambing di laut, hingga akhirnya ia hanyut dan terdampar sampai disini,” jelas lelaki yang memperkenalkan diri sebagai Made.
“Ya sudah, aku buatin makan ya. Pasti lapar,” ujar Senja manis.
Beberapa jenak kemudian Senja telah menyuguhkan semangkuk berisi bubur yang dibuat khusus untuk Fajar. Fajar terlihat lahap menikmatinya.
Senja menatap Fajar lama. Tirus.
“Ada apa?” Fajar berhenti makan dan memandangi Senja.
“Ah, eh, eng…nggak apa. Terusin aja makannya,” Senja gelagapan kepergok memandangi Fajar.
“Oh ya, aku harus menghubungi Ayah. Dia pasti khawatir! Mana tasku? Mana handphone-ku?”
“Tenang dulu… Nanti aku bantu hubungi ayahmu. Ketika kami menemukanmu, kamu tanpa identitas, tanpa tas, hanya baju yang melekat di badanmu. sekarang kamu harus istirahat dulu. Kamu belum sembuh benar…Istirahatlah dulu disini barang beberapa hari,” suara lembut Senja.
“Tidak! Aku harus beri tahu Ayah.”
“Ya sudah kita telepon ayahmu, tapi kamu tidak kuizinkan pulang sampai kamu benar-benar sembuh, Jar…!” tegas Senja.
Senja menemani Fajar menghubungi ayahnya di sebuah wartel.
“Nggak papa kok, Yah… Tapi Fajar masih pusing, jadi pulangnya mungkin beberapa hari lagi. Fajar juga mau cari teman-teman dulu,” kata Fajar di telepon.
* * *
Hari ini hari terakhir Fajar di rumah Senja. Setelah beberapa hari di rumah Senja dan merasa semakin sehat, Fajar memutuskan pulang hari ini.
“Ayah minta aku pulang, Ja… aku tidak bias disini terus. Ini bukan rumahku,”
“Tapi kami menerimamu dengan baik disini. Apa kamu tidak bahagia tinggal disini?” tanya Senja.
“Tidak begitu. Aku juga punya rumah sendiri. Aku punya kehidupan sendiri di Surabaya, dengan Ayah…”
Senja terdiam. Ia teringat pertemuan pertamanya dengan Fajar. Saat ia menemukan Fajar di pantai di belakang rumahnya. Ia teringat bagaimana canda mereka di belakang rumah, mendengarkan cerita masa kecil Fajar. Perkenalan singkat yang membuat Senja berbunga-bunga, bahagia.
“Senja…”
”Tapi, Jar…Aku…aku…” seperti ada yang tercekat di tenggorokan Senja.
Tangis Senja pecah…
“Senja…”
“Fajar…” suara Senja dan Fajar bersamaan.
“Aku… aku… aku saying kamu, Jar!” kata Senja nyaris tak terdengar.
Fajar terdiam. Senja tersedu…
“Maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyakitimu…” ucap Fajar pelan.
“Aku ingin menjadi pendampingmu. Aku ingin seperti Siti Aisyah, istri Rasul yang menemani Beliau hingga akhir hayat Beliau. Hingga kamu wafat di pangkuanku,” tutur Senja.
“Maaf Senja, tapi itu tak mungkin…”
“Apanya yang tak mungkin? Kenapa?” bentak Senja keras.
“Kamu tak mungkin bisa seperti Siti Aisyah.”
Senja tertunduk, Fajar menghela napas panjang.
“Ja, kamu itu laki-laki…” tegas Fajar pasti.
Fajar pergi.
Senja masih menangis di tepi pantai indah Sanur.
* * *
Beberapa hari setelah kepergian Fajar, Senja baru tahu bahwa Fajar adalah anak pertama ibunya dari pernikannya dengan seorang pria Surabaya.
Zamrud N.H.
analisis isolasi dan pemurnian senyawa metode KLT
. Analisa data
Teknik isolasi dilakukan dengan melarutkan sampel yang berupa serbuk putih dengan methanol 2 mL. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sampel yang diberikan bersifat polar, karena larut dalam pelarut polar (metanol). Larutan tersebut ditotolkan pada plat KLT sepanjang 20 cm dengan jarak 0,5 cm hingga larutan sampel tersebut habis. Metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif digunakan dalam isolasi senyawa pada percobaan ini karena jangkauan analisisnya luas, dapat dilaksanakan dengan cepat dan biaya relatif murah serta hanya memerlukan jumlah cuplikan yang sedikit. Selanjutnya plat KLT tersebut dimasukkan ke dalam chamber yang telah diisi oleh eluen heksana, kloroform, dan methanol sebanyak 20 mL dengan perbandingan 7:2:1. Eluen yang digunakan adalah heksana, kloroform, dan methanol kerena eluen tersebut dapat membawa sampel terpisah (mengisolasi) ketika dimasukkan ke dalam chamber. Elusi dibiarkan berjalan hingga eluen mencapai batas garis atas plat KLT yang ada di dalam chamber ditunggu sampai eluen terangkat hingga mencapai batas atas plat KLT.
Plat yang telah dilewati eluen tersebut, kemudian dikeluarkan dan dibiarkan mengering, untuk kemudian disinari dengan lampu UV agar noda yang tercetak pada plat terlihat dengan jelas. Panjang gelombang UV yang digunakan adalah 254 nm. Panjang gelombang 254 nm merupakan panjang gelomban yang paling cocok karena degan panjang gelombang ini noda pada plat dapat terlihat jelas. Pita noda yang terbentuk ditandai dengan pensil agar lebih jelas dalam memisahkan noda. Pita noda tersebut merupakan senyawa yang berhasil dipisahkan dan selanjutnya akan dimurnikan serta diidentifikasi.
Setelah didapat pita noda, noda tersebut dikeruk dan diletakkan pada corong yang sudah diberi kertas saring. Dan kemudian dibasahi dengan 2 ml methanol + 1 ml heksan. Selanjutya dilakukan rekristalisasi untuk mendapatkan kristal senyawa tersebut kembali dengan alat hot plate magnetic stirrer. 2 ml etanol berfungsi untuk melarutkan senyawa yang ada pada pita noda, sedangkan 1 ml heksan berfungsi agar proses rekristalisasi berlangsung lebih cepat. Larutan tersebut ditaruh diatas hot plate dan diputar-putar agar Kristal terbentuk kembali. Proses rekristalisasi ini bertujuan ntuk mendapatkan senyawa dengan kemurnian tinggi.
Kristal yang terbentuk tersebut kemudian dianalisis dalam spectrum IR. Pada awal, krristal sampel yang terbentuk dicampur dengan KBr, dan dihaluskan dengan mortar hingga homogen, setelah homogen, dibuat pellet dengan alat mini hand press, dan diletakkan pada tempat sampel dan dianalisis dengan spectrum IR sehingga didapatkan kurva bilangan gelombang vs transmitan. KBr digunakan untuk membantu dalam proses pemadatan (pellet) senyawa sampel yang akan dianalisis. Dalam analisis spektrum IR digunakan KBr karena senyawa KBr merupakan senyawa yang tidak terbaca pada IR sehingga hasil yang terbaca IR adalah hanya senyawa sampel saja. (kurva spectra IR pada lampiran).
Dari hasil analisis kurva spectra IR, didapat hasil senyawa mengandung gugus –OH pada bilangan gelombang 3421.1; gugus alkil (C-H) pada bilangan gelombang 2918.9; gugus aril (C-C) pada bilangan gelombang 1433.8; gugus karbonil (C-O)dan gugus siano (C-N) pada bilangan gelombang 1244.5; dan gugus benzene (C6H6) pada bilangan gelombang 1666.4; 1614.6 dan 1500.
G. Simpulan
Dalam percobaan ini, simpulan yang kami peroleh adalah:
1. Teknik isolasi yang dilakukan adalah dengan metode ekstraksi.
2. Untuk mendapatkan senyawa yang ingin dipisahkan dipilih pelarut methanol. Sehingga dapat disimpulkan kemungkinan senyawa sampel adalah senyawa polar.
3. Teknik pemisahan yang dilakukan adalah dengan metode kromatografi lapis tipis preparatif.
4. Untuk mendapatkan senyawa yang murni, dalam percobaan ini dilakukan rekristalisasi
5. Senyawa dalam percobaan ini merupakan senyawa polar dan berdasarkan analisis IR didapatkan hasil senyawa ini mengandung gugus fungsi –OH, gugus alkil (C-H), gugus aril (C-C), gugus karbonil (C-O), gugus siano (C-N), serta gugus benzena.
analisis minyak atsiri jahe
G. Analisis Data
Pada percobaan isolasi minyak jahe dilakukan dengan metode ekstraksi pelarut yang prinsip dasarnya adalah untuk memisahkan komponen minyak jahe dari campurannya dengan pelarut yang mudah menguap. Ekstraksi soxhlet digunakan karena sampel berupa padatan. Dan ekstraksi soxhet ini lebih mudah serta lebih efisen.
Satu set alat exstraksi soxhlet terdiri atas pembakar, labu dasar bulat, soxlet, serta pendingin. Pembakar digunakan dlam pemanasan. Pemanasan berfungsi agar pelarut lebih reaktif (mengubah pelarut yang berupa cairan menjadi uap). Pelarut yang menguap kemudian mencair lagi dan jatuh berupa tetesan. Pelarut yang baru ini lebih reaktif sehingga mempercepat proses ekstraksi. Labu dasar bulat berisi pelarut yang dipanaskan. Soxhlet berisi sampel. Pendingin berfungsi untuk mendinginkan uap yang panas. Aliran air dalam pendingin dialirkan dari bawah agar alirannya lebih lama sehingga pendinginannya lebih optimal. Lubang pada soxhlet maupun pendingin tidak boleh ditutup agar tidak terjadi penyumbatan sehingga ekstraksi bisa berjalan dengan baik.
Pertama, serbuk jahe kering dimasukkan alat ekstraksi soxhlet sebanyak 10 gram. Jahe yang digunakan berbentuk serbuk karena serbuk jahe memiliki luas permukaan yang besar sehingga pelarut lebih cepat untuk melarutkan komponen jahe. Fungsi pengeringan serbuk jahe adalah untuk mengurangi kadar air agar senyawa yang diisolasi maksimum. Sampel jahe yang dimasukkan dalam soxhlet tidak boleh berlebihan. Hal ini sesuai dengan prinsip kapilaritas, agar sampel terendam dalm pelarut namun tidak menyebabkan penyumbatan.
Sementara itu dalam labu dasar bulat dimasukkan 80 ml petroleum eter. Penggunaan petroleum eter dikarenakan Petroleum eter mempunyai titik didih 30-700C, mempunyai sifat stabil dan mudah menguap, sehingga sesuai untuk ekstraksi. Petroleum eter juga menguntungkan karena bersifat selektif dalam melarutkan zat.
Minyak jahe larut dalam petroleum eter karena senyawa yang terkandung dalam minyak jahe adalah senyawa non-ionik, senyawa – senyawa dengan rantai karbon lebih dari lima, senyawa-senyawa yang mempunyai gugus fungsional nonpolar dan tidak mampu membentuk ikatan hidrogen.
Ekstraksi dilakukan sampai hasil ekstraksi jernih. Pada prcobaan kali ini untuk mendapatkan hasil yang jernih dilakukan enam kali ekstraksi. Banyaknya jumlah pengulangan ekstraksi (yaitu 6 kali) dapat terjadi karena factor pengemasan sampel dalam kertas saring dalam alat ekstraksi soxhlet kurang baik, serta pemasangan alat yang kurang sempurna. Hasil ekstraksi yang sudah jernih menunjukkan bawa pelarut petroleum eter sudah menguap dan hasil ekstraksi yang iperoleh adalah minyak jahe.
Kemudian sampel dikeluarkan dari alat ekstraksi soxhlet. Kemudian alat soxhlet dipasang kembali dengan tujuan menguapkan sisa pelarut dalam minyak jahe yang didapat. Dan didapat 25 ml petroleum eter. Sementara minyak jahe yang didapatkan sebesar 5,4 gram.
Selanjutnya minyak jahe yang didapat dtambahkan Na2SO4 anhidrat dengan tujuan mengikat air pada minyak jahe. Dan didapat inyak jahe sebesar 4,1 gram.
Minyak jahe yang bercampur dengan natrium sulfat anhydrous disaring sehingga diperoleh filtrate minyak jahe berwarna kuning kecoklatan.
Komponen minyak atsiri jahe: α-pierna, sineol, 7,7-dimetil-3,4-oktadiena, α-terpinol, (z) 3,7-dimetil-2,6-oktadienal, α-zingiberena, (E)3,7-dimetil-2,6-oktadienal, β-mirsena, (Z) 3,7-dimetil-2,6-oktadien-1-asetat, β-linaloal, (Z,E) α-farnasena, Karrofena, (Z)β-farnesena, kamfena, Anoma dendrena, isoborneol, Geraniol, 1,5-dimetil-4heksenil-4-metil benzene, 1,3,4,5,6,7-heksahidro-2,5,5-trimetil-2H-2N-2,4-etanonaftalene. Dengan komponen utamanya dalah seskuiterpen-zingiberen.
Minyak atsiri memiliki banyak khasiat:
· Gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Juga rasanya yang tajam merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung. mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga membantu menurunkan kadar kolesterol.
· Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
· Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak.
· Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabok perjalanan.
• Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin.
• Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
Dari percobaan ini diperoleh rendemen minyak atsiri jahe sebesar 41%. Hal ini tidak sesuai teori. Rendemen minyak atsiri secara teori adalah 1,5-3% dari berat jahe kering. Ini dikarenakan masih banyak pelarut petroleum eter di dalam minyak jahe.
Dan indeks bias serbuk jahe sebesar 1,404130.
Pada penentuan kadar air, diambil 1 gram serbuk jahe kering kemudian dimasukkan ke oven dengan suhu 110°C dan ditimbang hingga massa konstan. Diperoleh massa konstan serbuk jahe setelah empat kali penimbangan adalah 0,8 gram. Dari percobaan ini dapat dihitung kadar air dalam serbuk jahe adalah sebesar 20%.
1-0,8 = 0,2
0,2 x 100% = 20% à kadar air dalam sampel
H. Simpulan
1. Peralatan yang dapat digunakan dalam isolasi jahe adalah satu set alat ekstraksi soxhlet yang terdiri dari pembakar (biasanya kompor listrik), labu dasar bulat yang berisi pelarut, alat ekstraksi soxhlet sebagai tempat sampel, serta pendingin untuk meninginkan uap yang panas.
2. Bahan-bahan yang ibutuhkan untuk isolasi minyak jahe adalah serbuk jahe (dipilih serbuk karena luas permukaan lebih besar) dan sudah kering (untuk mengurangi kadar air dalam jahe sehigga hasil yang didapat maksimal), Na2SO4 anhidrat untuk menyerap sisa air yang ada dalam minyak jahe, serta petroleum eter sebagai pelarut dengan titik didih yang rendah yaitu ± 70° C.
3. Untuk mengisolasi minyak jahe dari rimpang jahe dapat digunakan metode ekstraksi pelarut yang prinsip dasarnya adalah untuk memisahkan komponen minyak jahe dari campurannya dengan pelarut yang mudah menguap. Ekstraksi soxhlet digunakan karena sampel berupa padatan. Dan ekstraksi soxhet ini lebih mudah serta lebih efisen.
I. Jawaban Pertanyaan
1. Prinsip kerja destilasi uap dalam percobaan ini yaitu pemisahan suatu komponen dari campurannya menggunakan pelarut yang lebih mudah menguap.
2. Pemisahan pelarut menggunakan evaporator jika pelarut bersifat mudah menguap. Alasan: prinsip kerja evaporator dengan menguapkan pelarut.
3. Pengeringan dan penghalusan berpengaruh dalam hasil rendemen minyak atsiri. Pengeringan pada suhu terlalu tinggi (dibawah matahari langsung) dapat merusak minyak jahe karena ada senyawa-senyawa di dalamnya yang mudah menguap. Penghalusan menyebabkan semakin luasnya permukaan jahe sehingga pelarut lebih cepat dalam melarutkan komponen minyak jahe.
4. Fungsi Na2SO4: sebagai zat pengeing yang digunakan untuk memisahkan minyak jahe dari pelarutnya dan dari kandungan air yang masih tersisa.
5. Lima senyawa yang terkandung dalam minyaka atsiri jahe
J. Daftar Pustaka
Anwar, Chairil, dkk. 1966. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Guanther, E,. 1987. Minyak Atsiri. Terjemahan S. Ketaren. Jilid 1. Jakarta: UI Press
Hart, H,. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Hidajati, Nurul dkk. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Surabaya: Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, FMIPA, Unesa.
laporan medan ligan
I. JUDUL PERCOBAAN : Kekuatan Medan Ligan
II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Rabu/19 Oktober 2011
III. SELESAI PERCOBAAN : Rabu/19 Oktober 2011
IV. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonium dan air.
2. Mengenal cara mencari panjang gelombang pada absorbansi maksimum.
3. Mengenal variable yang mempengaruhi panjang gelombang maksimum
V. TINJAUAN PUSTAKA
Metode analisis spektrometri adalah metode analisis yang paling banyak dipakai di dalam Kimia analisis, khususnya pada spektra elektromagnetik daerah ultraviolet dan tampak. Aplikasinya meliputi bidang Kimia Klinik, Kimia Lingkungan dan bidang-bidang lain. Keuntungan dari metode analisis spektrometri adalah peralatannya yang mudah didapat dan biasanya cukup mudah dioperasikan. Prinsip metode analisis spektrometri adalah larutan sampel menyerap radiasi elektromagnetik dan jumlah intensitas radiasi yang diserap oleh larutan sampel dihubungkan dengan konsentrasi analit (zat/unsur yang akan dianalisis) dalam larutan sampel.
daerah warna | panjang gelombang (nm) |
Ungu | 380 - 435 |
Biru | 435 - 500 |
sian (biru-pucat) | 500 - 520 |
Hijau | 520 - 565 |
Kuning | 565 - 590 |
Oranye | 590 - 625 |
Merah | 625 - 740 |
Pada metode analisis spektrometri terdapat komplementer warna. Warna-warna yang saling berlawanan satu sama lain pada roda warna dikatakan sebagai warna-warna komplementer. Biru dan kuning adalah warna komplementer; merah dan sian adalah komplementer; demikian juga hijau dan magenta (merah muda). Warna kompleks adalah komplemen warna cahaya yang diserap oleh sample dalam spektrometri. (chem-is-try.org, diakses 1 juni 2009)
Senyawa koordinasi merupakan senyawa yang tersusun atas atom pusat dan ligan (sejumlah anion atau molekul netral yang mengelilingi atom atau kelompok atom pusat tersebut) dimana keduanya diikat dengan ikatan koordinasi. Ditinjau dari konsep asam-basa Lewis, atom pusat dalam senyawa koordinasi berperan sebagai asam Lewis (akseptor penerima pasangan elektron), sedangkan ligan sebagai basa Lewis (donor pasangan elektron).
Kemagnetan senyawa kompleks misalnya, ditentukan dari banyaknya elektron tak berapsangan pada orbital d atom pusat, akibat dari kekuatan ligan yang mendesaknya, apakah ligan tersebut kuat atau lemah. Jika ligan tsb kuat elektron cenderung untuk berpasangan (spin rendah), jika ligan tsb lemah elekton lebih suka untuk tidak berpasangan (spin tinggi).
Senyawa kompleks dapat berupa non-ion, kation atau anion, bergantung pada muatan penyusunnya. Muatan senyawa kompleks merupakan penjumlahan muatan ion pusat dan ligannya. Jika senyawa kompleks bermuatan disebut ion kompleks/spesies kompleks. Bilangan koordinasi pada senyawa kompleks menyatakan banyaknya ligan yang mengelilingi atom atau sekelompok atom pusat sehingga membentuk kompleks yang stabil.
Bilangan koordinasi 6, berarti banyaknya ligan yang mengelilingi berjumlah 6. Bilangan koordinasi setiap atom pusat bersifat khas dan karateristik bergantung pada sifat alamiah logam, keadaan oksidasi, dan ligan-ligan lain dalam molekul.
Antara atom pusat dengan ligannya terhubung oleh ikatan koordinasi, hanya salah satu pihak yaitu ligan yang menyumbangkan pasangan elektron untuk digunakan bersama, perpindahan kerapatan elektron pun terjadi dari ligan ke atom pusat. Namun, jika kerapatan elektron tersebar merata diaantara keduanya, maka ikatan kovalen sejatipun akan terbentuk.
Reaksi pembentukan senyawa kompleks dapat dirumuskan sebagai berikut :
dimana,
M = ion logam
L = ligan yang mempunyai pasangan elektron bebas
n = bilangan koordinasi senyawa kompleks yang terbentuk (biasanya 2, 4, dan 6).
Berdasarkan banyaknya pasangan elektron yang didonorkan, ligan dapat dikelompokkan menjadi,
a. Ligan Monodentat yaitu ligan yang hanya mampu memberikan satu pasang elektron kepada satu ion logam pusat dalam senyawa koordinasi. Misalnya : ion halida, H2O dan NH3.
b. Ligan Bidentat yaitu ligan yang mempunyai dua atom donor sehingga mampu memberikan dua pasang elektron. Dalam pembentukan ikatan koordinasi, ligan bidentat akan menghasilkan struktur cincin dengan ion logamnya (sering disebut cincin kelat). Ligan bidentat dapat berupa molekul netral (seperti diamin, difosfin, disulfit) atau anion (C2O42-, SO42-, O22-).
c. Ligan Polidentat yaitu ligan-ligan yang memiliki lebih dari dua atom donor. Ligan ini dapat disebut tri, tetra, penta, atau heksadentat, bergantung pada jumlah atom donor yang ada. Ligan polidentat tidak selalu menggunakan semua atom donornya untuk membentuk ikatan koordinasi. Misalnya : EDTA sebagai heksadentat mungkin hanya menggunakan 4 atau 5 atom donornya bergantung pada ukuran dan stereokimia kompleks.
Berdasarkan jenis ikatan koordinasi yang terbentuk, ligan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Ligan yang tidak mempunyai elektron sesuai untuk ikatan π dan orbital kosong sehingga ikatan yang terbentuk hanya ikatan σ, seperti H-, NH3, SO32-, atau RNH2.
2. Ligan yang mempunyai dua atau tiga pasang elektron bebas yang selain membentuk ikatan σ, juga dapat membentuk ikatan π dengan ion logam, seperti N3-, O2-, OH-, S2-, NH2-, R2S, R2O, NH2, dan ion benzena.
3. Ligan yang memiliki orbital π-antiikatan kosong dengan tingkatan benzen rendah yang dapat menerima elektron yang orientasinya sesuai dari logam, seperti CO, R3P, CN-, py, dan acac.
4. Ligan yang tidak ada pasangan elektron bebasnya, tetapi memiliki elektron ikatan-π, seperti alkena, alkuna, benzena, dan anion siklopentadienil.
5. Ligan yang membentuk dua ikatan σ dengan dua atom logam terpisah dan kemudian membentuk jembatan. Sebagai contoh, OH-, O2-, CO.
Teori medan kristal mengganggap bahwa ikatan antar ion logam dan ligan adalah sepenuhnya ionik. Dengan kata lain, interaksi antara ligan dan ion logam adalah interaksi elektrostatik. Ion logam dianggap bermuatan positif sedangkan ligan merupakan partikel bermuatan negatif.
Gambar B.1 Kelima orbital d
Jika ligan (yang diasumsikan bermuatan negatif) mendekat, maka akan terjadi kenaikan tingkat energi orbital d ion logam akibat tolakan antara medan negatif ligan dan elektron orbital d, tetapi tingkat energi kelima orbital d masih degenerate. Karena orientasi ligan terhadap logam berbeda beda (seperti orientasi ke arah oktahedral, tetrahedral), maka gaya yang dialami oleh tiap orbital tidak selalu sama. Hal inilah yang menyebabkan pola pembelahan tingkat energi orbital d yang berbeda-beda untuk tiap bentuk geometri.
1. Oktahedral
Pada oktahedral, orbital dan berhadapan langsung dengan ligan, sedangkan orbital tidak berhadapan langsung. Akibatnya, energi potensial dan akan naik akibat tolakan dengan ligan dan energi akan berkurang karena kurangnua tolakan dengan ligan. Orbital dan yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dinamakan orbital eg sedangkan orbital yang memiliki energi yang lebih rendah dinamakan orbital t2g.
Gambar B.2.(a) orientasi orbital d dan ligan pada kompleks oktahedral; (b) pola pembelahan pada oktahedral (Kunarti,2007)
2. Tetrahedral
Pada tetrahedral, orbital lebih berinteraksi langsung dibandingkan dengan dan sehingga energi orbital akan naik sedangkan energi dan akan turun.
Gambar B.3.(a) orientasi orbital d dan ligan pada kompleks tetrahedral; (b) pola pembelahan pada tetrahedral
3. Bujur sangkar
Gambar B.4.(a) orientasi orbital d dan ligan pada kompleks bujur sangkar; (b) pola pembelahan pada bujur sangkar (Kunarti,2007)
Harga 10 dq dapat besar atau kecil. Jika 10 dq kecil, maka dibutuhkan sedikit energi untuk mengisi elektron ke orbital eg. Akibatnya elektron cenderung mengisi orbital eg dibandingkan berpasangan terlebih dahulu. Kondisi ini dinamakan medan lemah. Jika 10 dq besar, maka selisih energi juga besar atau dibutuhkan banyak energi untuk mengisi elektron ke orbital eg. Elektron cenderung berpasangan terlebih dahulu sebelum mengisi orbital eg. Kondisi seperti ini dinamakan meda kuat.
Harga 10 dq dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya.
1. Muatan ion logam
Makin banyak muatan ion,makin besar pula harga 10 Dq nya,karena makin banyak muatan ion logam maka makin besar pula untuk menarik ligan lebih dekat. Akibatnya pengaruh ligan makin kuat sehingga pembelahan orbital makin besar.
2. Jenis Ion pusat
Logam logam yang terletak pada satu periode, harga 10 dqnya tidak terlalu berbeda. Untuk satu golongan, Semakin kebawah, harganya akan semakin besar.
Mn2+< Ni2+< Co2+< Fe2+< V2+< Fe3+< Co3+< Mn3+< Co3+< Rh3+< Ru3+< Pd4+< Ir3+< Pt4+
3. Ligan
Berikut adalah deret spektrokimia.
I-< Br-< SCN-~ Cl-< F-< OH-~ NO-< C2O42-< H2O<CS-< EDTA4-< NH3~ pyr~ en< phen < CN- ~ CO
Semakin kuat ligannya, maka 10 dq juga akan semakin besar. Jika 10 dq kecil, maka ligannya adalah ligan lemah. Ligan yang kuat dapat menggantikan ligan yang lebih lemah.
VI. CARA KERJA
Labu ukur 1
Labu ukur 2
Labu ukur 3
VII. HASIL PENGAMATAN DAN GRAFIK
Data Hasil Pengukuran Absorbansi
Labu A
panjang gelombang (nm) | absorbansi |
700 | 0,167 |
720 | 0,201 |
740 | 0,236 |
760 | 0,260 |
780 | 0,268 |
800 | 0,274 |
820 | 0,278 |
840 | 0,277 |
860 | 0,273 |
Labu B
Panjang gelombang (nm) | absorbansi |
550 | 0,646 |
570 | 0,752 |
590 | 0,823 |
610 | 0,849 |
630 | 0,832 |
650 | 0,788 |
670 | 0,721 |
690 | 0,650 |
710 | 0,568 |
730 | 0,496 |
Labu C
Panjang gelombang (nm) | absorbansi |
550 | 0,525 |
570 | 0,617 |
590 | 0,674 |
610 | 0,696 |
630 | 0,685 |
650 | 0,651 |
670 | 0,594 |
690 | 0,535 |
710 | 0,472 |
Kurva pada labu A
Kurva pada labu B
Kurva pada labu C
VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kekuatan medan ligan kali ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami teori medan kristal dan mampu membedakan kekuatan medan antara ligan ammonia dan air. Pada percobaan kali ini dilakukan 3 variasi larutan yang akan dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer dengan range panjang gelombang 550-850 nm dan interval yang digunakan untuk masing-masing variasi adalah sama 20 nm. Variasi yang dibedakan adalah kadar ammonia (NH3) dalam larutan, untuk larutan A terdiri dari larutan Cu2+ 2 mL dan air sebanyak 8 mL. Larutan B terdiri dari larutan Cu2+ (50:50), terdiri dari 2 mL, ammonia 2.5 mL, dan air sebanyak 5.5 mL. Larutan C terdiri dari larutan Cu2+ (75:25), terdiri dari 2 mL, dan ammonia 5 mL, dan air sebanyak 7 mL. Larutan ammonia (NH3) dan Cu2+ digunakan sebagai bahan utama percobaan karena akan membentuk senyawa kompleks.
Setelah terbentuk variasi larutan, tiap-tiap larutan kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer dan kemudian diperoleh data nilai absorbansi untuk masing-masing interval. Dari data tersebut dibuat grafik panjang gelombang vs absorbansi dan diperoleh panjang gelombang maksimum yang menghasilkan absorbansi maksimum.
Dari panjang gelombang maksimum nilai 10 Dq dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:
Dari nilai dq tersebut dapat ditentukan kekuatan ligan dari air dan ammonia.
Pada percobaan ini mengunakan kuvet dari plastik, kuvet ini sebagai tempat sample untuk dianalisis dengan spektroforometer, kuvet ini harus selalu dalam keadaan bersih sehingga harus selalu dibersihkan dengan tissue pada lapisan luarnya, dan pada saat penggantian variasi sample kuvet dicuci dengan aquades dan dibiarkan kering. Karena spektrofotometer sangat sensitive, bila kuvet dalam keadaan kotor maka penyerapan sinar oleh sample tidak maksimal sehingga data yang diperoleh juga kurang baik. Untuk larutan blanko, larutan blangko adalah larutan yang komposisinya sama seperti larutan yang dianalisis namun tanpa sampel yang dianalisis. Untuk percobaan ini larutan blankonya adalah air. Sebelum sampel diukur absorbansinya, perlu diukur terlebih dahulu absorbansi larutan blanko. Larutan blanko dengan absorbansi nol dan transmittansi 100% (tidak menyerap radiasi), digunakan sebagai standar untuk mengukur absorbansi kompleks.
1. Pada Larutan A
Pada larutan A, langkah pertama adalah mengencerkan 2 mL larutan Cu2+ 0,1 M dengan aquades pada labu ukur 10 mL sehingga terbentuk Cu2+ 0,02 M. Warna yang terbentuk dalam larutan adalah biru muda (hampir semua kompleks besarnya harga Dq sama dengan energi yang frekuensi terletak pada spectra daerah tampak, karena ada kaitan antara warna dengan frekuensi maka warna suatu kompleks bergantung pada frekuensi yang diserap. Warna kompleks adalah komplemen warna cahaya yang diserap. Sehingga ketika kompleks berwarna biru maka kompleks tersebut menyerap wana komplemennya, yakni jingga dengan panjang gelombang sekitar 610 nm).
Λ | Warna yang diserap | Warna yang teramati | | λ | Warna yang diserap | Warna yang teramati |
410 | Violet | kuning-hijau | | 560 | kuning-hijau | Violet |
430 | biru-violet | kuning | | 580 | kuning | biru-violet |
480 | Biru | Jingga | | 610 | jingga | Biru |
500 | hijau-biru | Merah | | 680 | merah | hijau-biru |
530 | hijau | merah ungu | | 720 | merah ungu | hijau |
Tabel. 1 Pembagian daerah alfa UV-Visibel
Sehingga terbentuk senyawa kompleks atau heksaquotembaga(II) dimana atom pusatnya adalah ion Cu2+ dan ligannya adalah air. Dari nama senyawa tersebut dapat diketahui bahwa bilangan koordinasi untuk Cu2+ adalah 6 sesuai dengan banyaknya ligan yang diikat ,dengan reaksi sebagai berikut:
Konfigurasi elektron dari tembaga dan ion tembaga adalah
3d9 4s0
Jika terdapat 6 ligan H2O, maka
3d 4s 4p 4d
Hibridisasi yang terjadi adalah sp3d2. Bentuk geometri untuk hibridisasi jenis ini adalah oktahedral. Pada larutan A panjang gelombang yang diperoleh adalah 820 nm (sesuai dengan table Pembagian daerah UV-Visibel dan didapat energi 10 Dq adalah 30 kkal/mol.
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini:
Cu2+ + 6H2O è [Cu(H2O)6]2+
2. Pada Larutan B
Pada larutan B, langkah pertama mencampurkan 2 mL Cu2+, 5 mL ammonia dan air dalam labu ukur 10 mL. Larutan ini menghasilkan warna biru (+). Warna yang terbentuk dalam larutan adalah biru (+) (kompleks berwarna biru maka kompleks tersebut menyerap wana komplemennya adalah jingga dengan panjang gelombang sekitar 610 nm).
Λ | Warna yang diserap | Warna yang teramati | | λ | Warna yang diserap | Warna yang teramati |
410 | Violet | kuning-hijau | | 560 | kuning-hijau | Violet |
430 | biru-violet | kuning | | 580 | kuning | biru-violet |
480 | Biru | jingga | | 610 | Jingga | Biru |
500 | hijau-biru | merah | | 680 | Merah | hijau-biru |
530 | hijau | merah ungu | | 720 | merah ungu | hijau |
Pada larutan ini, ammonia dan air adalah ligannya. Senyawa kompleks yang terbentuk adalah [Cu(H2O)3(NH3)3]2+ , tetraamindiaquotembaga(II) . Reaksi yang terjadi adalah :
[Cu(H2O)6]2+ + 4NH3 è [Cu(H2O)3(NH3)3] 2+
karena terdapat 3 ligan H2O dan 3 ligan NH3, maka
3d 4s 4p 4d
Dari orbital di atas, diketahui hibridisasi [Cu(H2O)3(NH3)3]2+ adalah sp3d2 dengan geometri oktahedral. Perbedaan dengan larutan pertama adalah pada larutan B ini, energi 10 Dq akan lebih besar yaitu 40 kkal/mol. Panjang gelombangnya lebih kecil yaitu 610 nm sesuai table Pembagian daerah UV-Visibel nilai panjang gelombangnya maksimum 610 karena warna yag diserap pada larutan II ini adalah jingga sehingga pada panjang gelombang ini sample menyerap maksimal sinar yang ditembakan dari spektrofotometer.
3. Larutan C
Larutan C dengan perbandingan antara ammonia dengan air (25:75). Penambahan kadar ammonia yang berlebih ini akan meningkatkan besarnya nilai absorbansi (dilihat pada hasil percobaan). Panjang gelombang maksimum yang diperoleh adalah 610 nm. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh besar energi 10 Dq adalah 40 kkal/mol. Warna yang terbentuk pada larutan C ini adalah biru, berarti warna yang diserap adalah jingga. (kompleks berwarna biru maka kompleks tersebut menyerap wana komplemennya adalah jingga dengan panjang gelombang sekitar 610 nm).
Λ | Warna yang diserap | Warna yang teramati | | λ | Warna yang diserap | Warna yang teramati |
410 | Violet | kuning-hijau | | 560 | kuning-hijau | Violet |
430 | biru-violet | kuning | | 580 | kuning | biru-violet |
480 | Biru | Jingga | | 610 | jingga | Biru |
500 | hijau-biru | Merah | | 680 | merah | hijau-biru |
530 | hijau | merah ungu | | 720 | merah ungu | hijau |
Pada larutan ini, ammonia dan air adalah ligannya. Senyawa kompleks yang terbentuk adalah [Cu(H2O)4(NH3)2]2+ , triamintriaquotembaga(II) . Reaksi yang terjadi adalah :
[Cu(H2O)6]2+ + 4NH3 è [Cu(H2O)4(NH3)2] 2+
karena terdapat 4 ligan H2O dan 2 ligan NH3, maka:
Dari orbital di atas, diketahui hibridisasi [Cu(H2O)4(NH3)2]2+ adalah sp3d2 dengan geometri oktahedral. Perbedaan dengan larutan pertama adalah pada larutan B ini, energi 10 Dq akan lebih besar yaitu 40 kkal/mol. Panjang gelombangnya lebih kecil yaitu 610 nm sesuai table Pembagian daerah UV-Visibel nilai panjang gelombangnya maksimum 610 karena warna yag diserap pada lartan II ini adalah jingga sehingga pada panjang gelombang ini sample menyerap maksimal sinar yang ditembakan dari spektrofotometer.
Oleh karena itu panjang gelombang antara larutan B dan larutan C adalah sama yaitu 610 nm, jika dijelaskan melalui konfigurasi electron dan hibridisasi maka ketika penambahan kadar ammonia sehingga terjadi pengantian ligan pada senyawa kompleks. Karena pengantian adalah sama-sama ligan netral (H2O dan NH3) maka tidak akan merubah sifat dari senyawa kompleks, sehingga tidak akan mempengaruhi nilai panjang gelombang maksimum.
IX. KESIMPULAN
1. Ammonia merupakan ligan yang lebih kuat dibandingkan air (10 Dq NH3 > 10 Dq air).
2. Berdasar data yang diperoleh dibuat grafik λ vs A dan diperoleh panjang gelombang maksimum yang menghasilkan absorbansi maksimum.
3. Variabel yang mempengaruhi panjang gelombang maksimum adalah adanya ligan dalam larutan tersebut; baik dilihat pada jenisnya serta komposisi ligan dalam larutan.
X. JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonium dengan air!
Ligan air memiliki energi 40,85 kkal/mol yang lebih rendah daripada amonia, yaitu 46,87 kkal/mol. Hal ini disebabkan oleh ligan H2O yang bersifat sebagai ligan lemah. Ligan lemah dalam kompleks menyebabkan elektron memiliki spin tinggi (high spin) pada tingkat energi eg, karena pada ion Cu(II) elektron di orbital d lebih mudah ditempatkan pada arah energi orbital yang lebih tinggi sebagai elektron sunyi (tidak berpasangan) daripada ditempatkan pada kamar orbital yang sama, namun sebagai elektron berpasangan. Sebab pada kamar yang sama akan terjadi gaya tolak menolak antara dua elektron jika akan berpasangan. Oleh karena energi untuk tolak menolak (P) lebih besar daripada harga 10 Dq, justru ada interaksi tingkat energi atas dengan energi bawah menyebabkan jarak t2g dan eg menjadi lebih pendek sehingga energi 10 Dq menjadi lebih kecil.
2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada percoaan tersebut!
[Cu(H2O)6]2+ + 4NH3 è [Cu(H2O)3(NH3)3] 2+ + H2O
[Cu(H2O)6]2+ + 4NH3 è [Cu(H2O)4(NH3)2]2+ + H2O
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi warna ion kompleks logam transisi?
WARNA KOMPLEKS LOGAM TRANSISI Warna-warna cerah yang terlihat pada kebanyakan senyawa koordinasi dapat dijelaskan dengan teori medan kristal ini. Jika orbital-d dari sebuah kompleks berpisah menjadi dua kelompok seperti yang dijelaskan di atas, maka ketika molekul tersebut menyerap foton dari cahaya tampak, satu atau lebih elektron yang berada dalam orbital tersebut akan meloncat dari orbital-d yang berenergi lebih rendah ke orbital-d yang berenergi lebih tinggi, menghasilkan keadaam atom yang tereksitasi. Perbedaan energi antara atom yang berada dalam keadaan dasar dengan yang berada dalam keadaan tereksitasi sama dengan energi foton yang diserap dan berbanding terbalik dengan gelombang cahaya. Karena hanya gelombang-gelombang cahaya (λ) tertentu saja yang dapat diserap (gelombang yang memiliki energi sama dengan energi eksitasi), senyawa-senyawa tersebut akan memperlihatkan warna komplementer (gelombang cahaya yang tidak terserap). Seperti yang dijelaskan di atas, ligan-ligan yang berbeda akan menghasilkan medan kristal yang energinya berbeda-beda pula, sehingga kita bisa melihat warna-warna yang bervariasi. Untuk sebuah ion logam, medan ligan yang lebih lemah akan membentuk kompleks yang Δ-nya bernilai rendah, sehingga akan menyerap cahaya dengan λ yang lebih panjang dan merendahkan frekuensi ν. Sebaliknya medan ligan yang lebih kuat akan menghasilkan Δ yang lebih besar, menyerap λ yang lebih pendek, dan meningkatkan ν
4. Gambarlah grafik panjang gelombang terhadab absorbansi dari masing-masing pengamatan anda!
Kurva pada labu A
Kurva pada labu B
Kurva pada labu C
5. Hitunglah besar energy 10 Dq ketiga larutan tersebut!
Labu A:
Labu B:
Labu C:
6. Dari hasil percobaan apa yang dapat anda simpulkan?
1. Teori medan kristal mengasumsikan bahwa interaksi logam dan ligan adalah interaksi ionic
2. Orientasi ligan ligan menyebabkan gaya yang dialami kelima orbital d belum tentu sama, sehingga terjadi pembelahan tingkat energi;
3. Ammonia merupakan ligan yang lebih kuat dibandingkan air (10 dq NH3> 10 dq air)
4. Ammonia memberikan pembelahan yang lebih besar dibandingkan air
XI. DAFTAR PUSTAKA
Vogel, 1990, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Jilid 2, Cetakan ke 2, Kalman Media Pusaka, Jakarta
Amaria, dkk. 2011, Penuntun Praktikum Kimia Anorganik III, Unesa press:Surabaya
Langganan:
Postingan (Atom)