Mengenai Saya

Foto saya
Azi... menatap bumi Alloh yang indah pada 14 Oktober 1991 dari seorang Ayah (Jombang) dan Ibu(Mojokerto). Aku membiarkan jari-jemariku menari bersama pena di atas kertas-kertas putih itu. aku suka bereksperimen dengan sayur dan segala bumbu dapur, karena aku suka memasak. Menikah muda adalah impianku. Menjadi istri sholihah adalah cita-citaku, dan membahagiakan Umi' adalah harapanku. umi' adalah nafas. umi' adalah nyawa.. umi' adalah bagian dalam hidupku...

Kamis, 01 Desember 2011

analisis minyak atsiri jahe


G. Analisis Data
Pada percobaan isolasi minyak jahe dilakukan dengan metode ekstraksi pelarut yang prinsip dasarnya adalah untuk memisahkan komponen minyak jahe dari campurannya dengan pelarut yang mudah menguap. Ekstraksi soxhlet digunakan karena sampel berupa padatan. Dan ekstraksi soxhet ini lebih mudah serta lebih efisen.
Satu set alat exstraksi soxhlet terdiri atas pembakar, labu dasar bulat, soxlet, serta pendingin. Pembakar digunakan dlam pemanasan. Pemanasan berfungsi agar pelarut lebih reaktif (mengubah pelarut yang berupa cairan menjadi uap). Pelarut yang menguap kemudian mencair lagi dan jatuh berupa tetesan. Pelarut yang baru ini lebih reaktif sehingga mempercepat proses ekstraksi. Labu dasar bulat berisi pelarut yang dipanaskan. Soxhlet berisi sampel. Pendingin berfungsi untuk mendinginkan uap yang panas. Aliran air dalam pendingin dialirkan dari bawah agar alirannya lebih lama sehingga pendinginannya lebih optimal. Lubang pada soxhlet maupun pendingin tidak boleh ditutup agar tidak terjadi penyumbatan sehingga ekstraksi bisa berjalan dengan baik.
Pertama, serbuk jahe kering dimasukkan alat ekstraksi soxhlet sebanyak 10 gram. Jahe yang digunakan berbentuk serbuk karena serbuk jahe memiliki luas permukaan yang besar sehingga pelarut lebih cepat untuk melarutkan komponen jahe. Fungsi pengeringan serbuk jahe adalah untuk mengurangi kadar air agar senyawa yang diisolasi maksimum. Sampel jahe yang dimasukkan dalam soxhlet tidak boleh berlebihan. Hal ini sesuai dengan prinsip kapilaritas, agar sampel terendam dalm pelarut namun tidak menyebabkan penyumbatan.
Sementara itu dalam labu dasar bulat dimasukkan 80 ml petroleum eter. Penggunaan petroleum eter dikarenakan Petroleum eter mempunyai titik didih 30-700C, mempunyai sifat stabil dan mudah menguap, sehingga sesuai untuk ekstraksi. Petroleum eter juga menguntungkan karena bersifat selektif dalam melarutkan zat.
Minyak jahe larut dalam petroleum eter karena senyawa yang terkandung dalam minyak jahe adalah senyawa non-ionik, senyawa – senyawa dengan rantai karbon lebih dari lima, senyawa-senyawa yang mempunyai gugus fungsional nonpolar dan tidak mampu membentuk ikatan hidrogen.
Ekstraksi dilakukan sampai hasil ekstraksi jernih. Pada prcobaan kali ini untuk mendapatkan hasil yang jernih dilakukan enam kali ekstraksi. Banyaknya jumlah pengulangan ekstraksi (yaitu 6 kali) dapat terjadi karena factor pengemasan sampel dalam kertas saring dalam alat ekstraksi soxhlet kurang baik, serta pemasangan alat yang kurang sempurna. Hasil ekstraksi yang sudah jernih menunjukkan bawa pelarut petroleum eter sudah menguap dan hasil ekstraksi yang iperoleh adalah minyak jahe.
Kemudian sampel dikeluarkan dari alat ekstraksi soxhlet. Kemudian alat soxhlet dipasang kembali dengan tujuan menguapkan sisa pelarut dalam minyak jahe yang didapat. Dan didapat 25 ml petroleum eter. Sementara minyak jahe yang didapatkan sebesar 5,4 gram.
Selanjutnya minyak jahe yang didapat dtambahkan Na2SO4 anhidrat dengan tujuan mengikat air pada minyak jahe. Dan didapat inyak jahe sebesar 4,1 gram.
Minyak jahe yang bercampur dengan natrium sulfat anhydrous disaring sehingga diperoleh filtrate minyak jahe berwarna kuning kecoklatan.
Komponen minyak atsiri jahe: α-pierna, sineol, 7,7-dimetil-3,4-oktadiena, α-terpinol, (z) 3,7-dimetil-2,6-oktadienal, α-zingiberena, (E)3,7-dimetil-2,6-oktadienal, β-mirsena, (Z) 3,7-dimetil-2,6-oktadien-1-asetat, β-linaloal, (Z,E) α-farnasena, Karrofena, (Z)β-farnesena, kamfena, Anoma dendrena, isoborneol, Geraniol, 1,5-dimetil-4heksenil-4-metil benzene, 1,3,4,5,6,7-heksahidro-2,5,5-trimetil-2H-2N-2,4-etanonaftalene. Dengan komponen utamanya dalah seskuiterpen-zingiberen.
      
      


Minyak atsiri memiliki banyak khasiat:
·        Gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Juga rasanya yang tajam merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung. mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga membantu menurunkan kadar kolesterol.
·         Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
·         Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak.
·         Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabok perjalanan.
          Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin.
          Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
Dari percobaan ini diperoleh rendemen minyak atsiri jahe sebesar 41%. Hal ini tidak sesuai teori. Rendemen minyak atsiri secara teori  adalah 1,5-3% dari berat jahe kering. Ini dikarenakan masih banyak pelarut petroleum eter di dalam minyak jahe.
Dan indeks bias serbuk jahe sebesar 1,404130.
Pada penentuan kadar air, diambil 1 gram serbuk jahe kering kemudian dimasukkan ke oven dengan suhu 110°C dan ditimbang hingga massa konstan. Diperoleh massa konstan serbuk jahe setelah empat kali penimbangan adalah 0,8 gram. Dari percobaan ini dapat dihitung kadar air dalam serbuk jahe adalah sebesar 20%.
1-0,8 = 0,2
0,2 x 100% = 20% à kadar air dalam sampel

H. Simpulan
1.         Peralatan yang dapat digunakan dalam isolasi jahe adalah satu set alat ekstraksi soxhlet yang terdiri dari pembakar (biasanya kompor listrik), labu dasar bulat yang berisi pelarut, alat ekstraksi soxhlet sebagai tempat sampel, serta pendingin untuk meninginkan uap yang panas.
2.         Bahan-bahan yang ibutuhkan untuk isolasi minyak jahe adalah serbuk jahe (dipilih serbuk karena luas permukaan lebih besar) dan sudah kering (untuk mengurangi kadar air dalam jahe sehigga hasil yang didapat maksimal), Na2SO4 anhidrat untuk menyerap sisa air yang ada dalam minyak jahe, serta petroleum eter sebagai pelarut dengan titik didih yang rendah yaitu ± 70° C.
3.         Untuk mengisolasi minyak jahe dari rimpang jahe dapat digunakan metode ekstraksi pelarut yang prinsip dasarnya adalah untuk memisahkan komponen minyak jahe dari campurannya dengan pelarut yang mudah menguap. Ekstraksi soxhlet digunakan karena sampel berupa padatan. Dan ekstraksi soxhet ini lebih mudah serta lebih efisen.

I.                      Jawaban Pertanyaan
1.      Prinsip kerja destilasi uap dalam percobaan ini yaitu pemisahan suatu komponen dari campurannya menggunakan pelarut yang lebih mudah menguap.
2.      Pemisahan pelarut menggunakan evaporator jika pelarut bersifat mudah menguap. Alasan: prinsip kerja evaporator dengan menguapkan pelarut.
3.      Pengeringan dan penghalusan berpengaruh dalam hasil rendemen minyak atsiri. Pengeringan pada suhu terlalu tinggi (dibawah matahari langsung) dapat merusak minyak jahe karena ada senyawa-senyawa di dalamnya yang mudah menguap.  Penghalusan menyebabkan semakin luasnya permukaan jahe sehingga pelarut lebih cepat dalam melarutkan komponen minyak jahe.
4.      Fungsi Na2SO4: sebagai zat pengeing yang digunakan untuk memisahkan minyak jahe dari pelarutnya dan dari kandungan air yang masih tersisa.
5.      Lima senyawa yang terkandung dalam minyaka atsiri jahe


J. Daftar Pustaka
Anwar, Chairil, dkk. 1966. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Guanther, E,. 1987. Minyak Atsiri. Terjemahan S. Ketaren. Jilid 1. Jakarta:  UI Press
Hart, H,. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Hidajati, Nurul dkk. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik II.  Surabaya: Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, FMIPA, Unesa.

1 komentar:

  1. nice :)
    kunjungi blog saya juga yaa
    http://mel-rizky.blogspot.com/
    masii baru :)

    BalasHapus